Senin, 07 November 2011

Kapan terakhir anda mengasah kapak anda?

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran
seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya.
Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang
bakal diterima sangat baik, sehingga si calon
penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik
mungkin.

Saat mulai bekerja, simajikan memberikan sebuah
kapak dan menunjukkan area kerja yang harus
diselesaikan dengan target waktu yang telah
ditentukan kepada si penebang pohon.


Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8
batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si
penebang, sang majikan terkesan dan memberikan
pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar
biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang
pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu
sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu."

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya,
keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi,
tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon.
Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi
hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan.
Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon
yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah
kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku
dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada
majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus
asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang
majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang
memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah
terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya,
"Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu.
Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari
pagi hingga sore dengan sekuat tenaga," kata si
penebang.

"Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama
kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu
bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa.
Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama,
menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah,
kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka,
sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk
mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan
tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang
mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali
bekerja!" perintah sang majikan.
Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap
terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan
majikannya untuk mulai mengasah kapak.

"Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu"
Istirahat bukan berarti berhenti.

"Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu"
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh
lagi.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap
hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak
dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk,
sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama
pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan
mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan,
wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur
ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita
akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!
Sumber : Kumpulan cerita penggugah jiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar